.
Mon
Sourire Faux
Part
1
‘Murid Baru? Dia Manis!'
~
Cast:
Anak-Anak Idola Cilik.
~
Mentari
mulai memancarkan sinarnya. Udara pagi yang tadinya sangatlah dingin berubah
sedikit hangat. Langkah tak beraturan terdengar dari tangga sebuah rumah
berpagar abu-abu.
Larissa
Safanah Arif, atau akrab disapa Acha. Gadis itu kini sudah berumur 16 tahun,
dan ia sedang menjalani hari-harinya di kelas XI. Sebenarnya waktu sudah
menunjukkan pukul 06.40. Itu artinya ...
TOKTOKTOK.
Pintu
rumah Acha diketuk seseorang. Acha sudah hafal betul siapa yang mengetuk. Ia langsung
berlari ke ruang makan dan menyambar roti serta selai stroberi dengan cepat.
-,-
“Acha?
Astaghfirullah .... pelan-pelan nak, kan sudah SMA kamu ini masih aja grasak
grusuk.” Muncul Mama Acha dari arah lain, dan masih memakai celemek. Gadis yang
dipanggil Acha itu hanya nyengir.
“Itu
pasti Ozy udah diluar Ma! Acha gak mau bikin Ozy nunggu.” Jawab Acha. Sedetik kemudian
ia menggigit rotinya dengan cepat.
“Hhh
...” Mama menghembuskan nafasnya kasar. “Mama udah tahu, kok. Semalam kamu
begadang buat tugas, jadi pasti paginya bangun telat. Jadi Mama udah bekalin
sarapannya. Itu.”
Mama
menunjuk kotak bekal dengan tutup berwarna merah milik Acha. Acha tersenyum
riang dan segera meraihnya. “Makasih Maaaaaaa. Mmuaahh.” Satu kecupan medarat
di pipi Mamanya.
“Iya-iya,
sana berangkat. Ozy nya kasian nunggu lama,” Mama tersenyum. Acha mengangguk
dan segera berpamitan. Ia meraih sepatu tali nya dan menjenjeng keluar rumah.
Cklek!
Acha membuka pintu rumahnya dan sesosok pria yang lebih tinggi beberapa senti
dari Acha berdiri dengan senyuman manisnya.
“Maaf
Zy! Lama ya? Biasalah, kamu tahu aku lama.” Acha nyengir kuda. Ozy mengangguk
mengerti.
“Elahhh
... biasa ajalah Cha! Kita udah sahabatan berapa tahun, sih? Masa gue nggak
tahu sahabat gue ini males banget bikin tugas jadi malamnya dikebutin.” Tebak Ozy
sambil tersenyum penuh arti.
“Loh?
Zy? Kamu tahu darimana.” Tanya Acha kaget.
“Itu
.... semalem gue mau nganterin titipan Mama gue jam 12 an. Sebenarnya mau
paginya, tapi mumpung itu sekalian ke minimarket jadi sekalian anterin ke rumah
elo Cha. Dan gue liat elo lagi setengah tidur di sofa, yang bukain Tante Maya.”
Jawab Ozy. Tante Maya adalah mama Acha.
“Gitu
ya? Duhh aku nggak inget sama sekali. maaf ya, Zy?” Acha nyengir lagi. Ia mencoba
memutar otak, memangnya semalem Ozy dateng ya? Kemudian, Ozy mengangguk.
“Masih
diem? Nggak takut telat?” goda Ozy.
“Ihhh...
kelamaan ngobrol nih! Ya udah yuk,” Acha menarik tangan Ozy. Ozy tersenyum
saja.
~
Dalam
waktu 15 menit, motor Ozy sudah terparkir di halaman SMA Unggul Harapan Bangsa.
Beruntung sekali, dua sahabat itu bisa masuk SMA favorit ini dan selalu satu
kelas dari kelas 10. Seperti biasa, Acha dan Ozy berjalan berbarengan. Karena
mereka bersahabat, itu biasa saja bagi keduanya. Tapi tidak untuk beberapa anak
yang tidak tahu ‘sejarah’ mereka sejak kecil.
“Pagiiii
Achaaaa.” Suara riang Dea mulai terdengar. Ozy dan Acha spontan menoleh ke
sumber suara.
“Eh,
pagi ya De.” Jawab Acha sembari memasang senyumannya. Acha menaruh tasnya
disamping Dea. Dea adalah sahabat karibnya sejak kelas XI ini. dulunya Dea anak
X-MIA5. Sekarang XI-MIA1 bersama Acha. Acha dan Ozy dulunya juga sekelas, yaitu
X-MIA7.
Ozy
sendiri duduk satu meja di sorong kiri Acha, sendirian. Teman duduknya, Rio
sakit sejak beberapa hari lalu. Acha sebetulnya ingin sekali pindah duduk
disamping Ozy, tapi ia tidak enak hati dengan Dea dan anak-anak lainnya.
Bel
berbunyi, membuyarkan lamunan Acha. Acha
segera mengeluarkan buku paket Matematika karena sebentar lagi Bu Okky akan
mengajar di kelas Acha.
“Cha,
PR udah lo kerjain? Mampus gue gak kerjain ...,” bisik Dea.
“Eh?
Aku? Udah kerjain kok. Kamu mau lihat, De?”tanya Acha. Dari tutur bahasa saja
sudah keliatan Dea dan Acha sangatlah berbeda. Acha sendiri lebih terbiasa
ngomong ‘Aku-kamu’ ke setiap orang, sedangkan Dea dan anak-anak lain lebih suka
ngomong ‘lo-gue’.
“Duh,
gimana ya? Mau lihat juga pastinya pengen banget tapi gue takut ketahuan. Kalo nggak
kerjain ... gue pastinya dapet hukuman dari Bu Okky. Duhhh poin gue nambah deh.”
Cetus Dea menyesal.
“Udahlah
De. Kamu jujur aja. Bukannya aku gak mau lihatin, but ... she loves honesty.” Acha
mengulum senyum. Dea pun mengangguk.
Suara
hak sepatu yang berbenturan dengan lantai mulai terdengar. Suara deheman yang
keras membuat seisi anak kelas Acha menyadari siapa yang akan masuk. Pastinya,
Bu Okky dengan rambutnya yang disanggul dan wajahnya yang penuh make up. Antara
lipstik, blush on, maskara, dan yang lainnya entah apa Acha tidak tahu. Karena Acha,
kalau memakai make up hanya sekedarnya
saja, dan Acha sangat jarang make up-an.
Yang
ditunggu beneran datang. Perempuan berumur 35 tahunan lebih dengan sorot
matanya yang sayu. Eh, kenapa? Omong-omong
soal penampilannya, tata rambutnya masih disanggul, dan hari ini ia memakai rok
ketat dibawah lutut berwarna merah. Tatapan mata Bu Okky yang tidak memancarkan
keseriusan membuat keanehan tersendiri. Apalagi make up yang dipakai beliau tidak terlalu menor
dan tebal sekarang. Hanya lipstik dan sedikit blush on merona di pipinya.
Eh,
tapi disebelah Bu Okky ada seorang gadis memakai seragam SMA ini juga.
“Pagi.”
Sapa Bu Okky, lalu beliau terbatuk. Oh mungkin beliau sedang flu, itu penyebab
sorot matanya tidak bersemangat.
“Pagi.”
Jawab beberapa anak. Sisanya tanpa tak bersemangat dan kehilangan mood pagi
ketika melihat bu Okky. Tapi mereka
bingung dengan gadis disebelah bu Okky.
“Kalian
pasti bertanya-tanya ya? Ini murid baru di kelas ini. namanya, Keke Angeline
pindahan dari Bali.” Kata Bu Okky. “Dia
baru pindah kesini 1 minggu lalu, dan baru sekolah hari ini. kalian bisa
kenalan di jam istirahat, dan mohon bantuannya untuk berteman dengan Keke.”
Semua
anak hanya mengiyakan saja. Sebagian anak laki-laki mulai tersenyum-senyum
sendiri dan saling berbisik “Manis woi. Gue gebet ye” dan lain-lain. Yang dipanggil
Keke hanya tersenyum, mungkin masih bingung dengan suasana kelas barunya.
Acha
sendiri ikut tersenyum, ia juga menganggap Keke sangatlah cantik dan manis. Pastinya
hatinya juga.
“Oh
iya. Kayaknya kalau Keke duduk sama Ozy gimana? Kalau di belakang kasian Keke
nya, ntar gak kelihatan.”
~
Bersambung
:p
Gaje
ya? Iya sudah aku dugaL
Cuma
mau numpahin segudang ide ke dalam bentuk tulisan. Insya Allah di next malam
ini/besok deh. Insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar